Flores Barat Miliki 16 Danau yang Potensial Dikunjungi Wisatawan

By 08.01

MENGELILINGI Pulau Flores bagian barat, Nusa Tenggara Timur tak sekadar mengunjungi Taman Nasional Komodo, Danau Tiga Warna Kelimutu di Kampung Moni, Kabupaten Ende. Selain itu bukan hanya mengunjungi kampung tradisional Waerebo, persawahan jaring laba-laba, tetapi masih ada yang tersembunyi yang selama ini belum pernah dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara.
      
Semua yang tersembunyi itu tersebar di tiga kabupaten yakni Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat, dan Kabupaten Manggarai Timur di Flores bagian barat yang sudah terkenal dengan Komodo yang sudah masuk dalam tujuh keajaiban dunia baru.

Selama ini yang ramai dikunjungi wisatawan domestik, petualang alam, fotographer, jurnalis dan wisatawan mancanegara adalah Danau Sano Nggoang, yang terletak di dalam kawasan Bentang Alam Mbeliling. Selain itu mengunjungi Danau Ranamese yang berada di pinggir Jalan Transflores yang masuk dalam kawasan Taman Wisata Alam Ruteng dan sesudah itu langsung berwisata ke Danau Kelimutu.
      
Namun, di balik yang sudah diperkenalkan di seluruh dunia, masih ada yang tersembunyi dan indah yang masih berada di tiga kabupaten tersebut.
      
Sebagaimana catatan Kompas Travel, ada 16 danau yang unik dan indah yang berada di Flores Bagian Barat, NTT yang selama ini hanya dikunjungi oleh segelintir orang termasuk Pegawai Balai Konservasi Sumber Daya Alam II Ruteng. Ke-16 danau itu tersebar di Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai dan yang terbanyak ada di Kabupaten Manggarai Timur, namun minim promosi.

Di Manggarai Barat, selain terkenal dengan komodo dan keindahan pantai dan kawasan bentang alam Mbeliling serta hamparan persawahan terluas di NTT berada di Lembor, ada Danau Sano Nggoang yang selalu dikunjungi wisatawan untuk melihat langsung danau vulkanik terbesar di Nusa Tenggara Timur.

Selain itu, ada Danau Hano Limbung yang berada dipinggir jalan menuju ke persawahan Terang. Letak danau ini berada di Kampung Ngaet, Desa Gololujang, Kecamatan Boleng, Manggarai Barat. Dan ada Danau Poco Kuwus, di Gunung Poco Kuwus, di Kecamatan Kuwus.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKURDanau Kelimutu di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.
Bergeser ke Kabupaten Manggarai, selain terkenal dengan tujuh Rumah adat Waerebo yang sudah terkenal di seluruh dunia dan persawahan Lodok (jaring Laba-Laba) di Cancar, terdapat Danau Ranaka di Puncak Gunung Berapi Nampar Nos, di Puncak Ranaka, Kampung Robo, Kecamatan Wae Rii, Kabupaten Manggarai. Kawasan puncak Gunung Ranaka masuk dalam kawasan Taman Wisata Alam Ruteng.

Nah, danau yang terbanyak ada di dalam Kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Ruteng di wilayah Resor II dan IV.

Kepala Resor Taman Wisata Alam Ruteng, wilayah IV yang membawahi Kecamatan Elar, Elar Selatan dan Sambirampas, Kabupaten Manggarai Timur, Paulus Pambut kepada Kompas Travel, Kamis (5/3/2015) menjelaskan, di kawasan wilayah IV dari TWA Ruteng terdapat Danau Ranamese di Desa Sita, Kecamatan Ranamese; Danau Ranapoja, di Kampung Colol, Desa Colol; Danau Selir di Desa Rana Gampang, Kecamatan Elar; Danau Rana Acu (danau berbentuk binatang anjing); dan Danau Ranamese II di Desa Golowuas, Kecamatan Elar.
      
Di luar kawasan Hutan Konservasi Taman Wisata Alam Ruteng di Kecamatan Sambirampas, ada Danau Rana Kulan, dan Danau Tonjong (danau teratai raksasa) yang biasanya mekar pada Maret-Juni setiap tahunnya. Selain itu, di Kecamatan Borong, terdapat Danau Ranamasak dan Ranaloba yang tak jauh dari Kota Borong. Namun, tidak terawat dengan baik.
      
Kepala Seksi Wilayah III Balai Konservasi Sumber Daya Alam yang membawahi Flores, Lembata dan Alor, Yance Mangu menjelaskan, kawasan Balai Konservasi Sumber Daya Alam di Pulau Flores, Lembata dan Alor sangat kaya dengan potensi alamnya.
      
Mangu memaparkan, seperti di kawasan Taman Wisata Alam Ruteng, terdapat sejumlah danau yang belum dipublikasi secara luas. Bahkan, danau-danau itu unik dan berbau belerang. Bahkan, berbagai binatang langka seperti tikus raksasa, burung endemik Flores, hantu kerdil Flores serta sejumlah tumbuh-tumbuhan unik seperti anggrek dan pohon berwarna pink.
      
“Kawasan hutan konservasi sesungguhnya diperuntukkan untuk wisata alam selain sebagai penyangga kehidupan mahkluk hidup serta sumber mata air. Namun, sejumlah warga tidak pernah sadar akan manfaatnya hutan konservasi dimana petugas selalu berhadapan dengan warga masyarakat yang merambah hutan dan menebang kayu di dalam kawasan,” jelasnya.
      
ARSIP PAULUS PAMBUTSalah satu danau dari 16 danau yang unik dan indah di Flores Bagian Barat, Nusa Tenggara Timur merupakan pesona Flores yang belum dipromosikan kepada wisatawan.
Mangu menjelaskan, selain di Taman Wisata Alam Ruteng, ada kawasan 17 Pulau di Riung, Kabupaten Ngada dan kawasan Cagar Alam Watu Ata (batu berbentuk manusia) dan Cagar Alam Waewul, yang ada binatang komodo.
      
Menurut Mangu, bentang alam di Pulau Flores mulai dari Manggarai Barat masuk ke Gololusang, Puncak Ranaka, hutan Banggarangga, sampai kawasan hutan Konservasi wilayah IV di Elar, Elar Selatan dan Sambirampas, masuk ke Kabupaten Ngada dengan Gunung Inerie dan ke arah timur ke Gunung Ebulobo. Lantas ke Kabupaten Ende, gunung berapi Rokatenda di Kabupaten Sikka sampai Gunung Lewotobi Laki-Laki dan Perempuan. Semua itu adalah berada dalam kawasan gunung berapi.
      
Kepala Resor Wilayah II Robo yang membawahi Kecamatan Wae Rii, Pocoranaka dan Pocoranaka Timur, Agustinus Marselinus Senin mengatakan, puncak Gunung Ranaka sangat indah dan unik. Selain melihat bekas gunung berapi Nampar Nos juga terdapat berbagai jenis binatang yang dapat dilihat serta burung-burung endemik Flores. Dari puncak juga kita menikmati matahari terbit dan terbenam.

“Taman Wisata Alam Ruteng memiliki potensi yang sangat unik dan indah. Bahkan, turis Selandia Baru menggagumi keindahan alam di Puncak Ranaka,” katanya.

You Might Also Like

0 komentar