Terpesona Keindahan Pasir Putih Angso Duo

By 08.00

TERIAKAN beberapa penumpang perempuan pecah saat kapal motor bermuatan 15 orang melaju kencang dan mengempas ombak. Wajah mereka pun pucat saat air laut menerjang masuk ke geladak. Namun, situasi itu hanya berlangsung sekitar 10 menit. Seterusnya, apa yang terhampar di depan mata ketika tiba di Pulau Angso Duo adalah bayaran senilai perjalanan menegangkan menyeberangi laut pada siang itu.

Pantai berpasir putih terhampar menyambut kami saat kapal motor mulai menepi. Embusan angin sepoi-sepoi menerpa wajah dan memberikan sensasi menenangkan. Penumpang perempuan yang tadinya panik, lalu tenang dan justru terlihat tak sabar. Saat kapal motor akhirnya benar-benar merapat ke bibir pantai, mereka bergegas turun dan berlarian kegirangan.

Pasir putih Angso Duo yang bersih dan lembut saat dipijak, terasa lengkap oleh air laut jernih dan berombak kecil. Dua hal itu hanya sebagian dari pesona yang ditawarkan pulau seluas 3,5 hektar tersebut.

Pulau Angso Duo berada di wilayah Kota Pariaman, sekitar 65 kilometer dari Kota Padang, ibu kota Sumatera Barat. Untuk menuju pulau ini harus melalui Pantai Gandoriah. Menuju Pantai Gandoriah, bisa menggunakan sepeda motor, mobil, atau kereta api.

Jika memilih kereta api, dengan harga tiket Rp 3.000 dari Stasiun Simpang Haru atau Stasiun Tabing, Kota Padang, kita dapat bonus disuguhi lansekap ranah Minangkabau berupa perbukitan, sungai, persawahan sepanjang perjalanan, hingga Stasiun Kereta Pariaman. Selanjutnya, cukup berjalan kaki satu menit ke Pantai Gandoriah.

Dari Pantai Gandoriah menyebrang ke Pulau Angso Duo menggunakan perahu motor selama 10-15 menit dengan biaya Rp 35.000 per orang pergi-pulang. Penyeberangan terakhir menuju Angso Duo pukul 15.00, sementara untuk pulang pukul 18.00.

Saat Kompas mengunjungi pulau tersebut pada 28 Februari lalu, pengunjung cukup ramai. Ada yang duduk bercengkerama sambil memandang laut lepas di pinggir pantai, di bawah pohon rindang, atau di warung kecil di sana. Ada yang berenang, bermain pasir, atau mencoba wahana yang ada, seperti banana boat dan donat boat dengan membayar Rp 25.000 per orang.

Tofografi yang relatif datar membuat sejumlah wisatawan memilih berkeliling pulau. Ada yang menyisir pantai atau berjalan kaki lewat di tengah pulau yang didominasi vegetasi hutan dengan jenis pohon seperti aru dan kelapa. Tak perlu takut tersesat karena di tengah hutan disediakan jalur pejalan kaki yang memudahkan wisatawan. Di pulau ini ada mitos bahwa jika dapat mengelilingi pulau dengan berjalan kaki kemudian berdoa, apa yang diharapkan akan terwujud.

Di kawasan hutan ini juga terdapat obyek wisata pendukung, yaitu makam berusia ratusan tahun sepanjang empat meter yang sering dikunjungi wisatawan untuk berziarah. Makam itu diyakini milik Syekh Katik Sangko (kerabat Syekh Burhanuddin, ulama penyebar Islam di Minangkabau). Nama ulama tersebut dikaitkan dengan mitos asal mula nama Pulau Angso Duo, yakni petunjuk berupa awan berbentuk angsa yang membawa sang ulama datang dan menetap ke pulau itu.

Terlepas dari mitos tersebut, Pulau Angso Duo memang indah. Tidak hanya pasir putih dan ombak yang tenang, pulau itu juga memiliki kekayaan bawah laut yang memesona. Di sisi timur pulau terdapat terumbu karang seperti jenis arcopora serta biota laut seperti teripang. Terdapat juga berbagai jenis ikan hias dan karang sehingga cocok untuk wisatawan yang gemar snorkeling dan menyelam.

Pulau Angso Duo juga sangat cocok untuk berkemah.

Liburan ke Angso Duo ditutup dengan pemandangan yang menawan saat matahari akan terbenam. Langit yang menjadi jingga dan air laut yang tampak keperakan terkena senja terlihat begitu indah. Keindahan itu bahkan tetap bisa dinikmati saat kita berada di kapal atau ketika sampai lagi ke Pantai Gandoriah.

”Saya sudah tiga kali ke sini dan ingin lagi. Apa yang tersaji mulai dari pemandangan hingga suasananya sangat cocok untuk menyegarkan pikiran setelah beberapa hari berkutat dengan urusan kantor,” kata Yarsad Muhammad (24), wisatawan asal Kota Bukittinggi.

Hal serupa disampaikan Rocky Chaniago (21), wisatawan asal Kota Payakumbuh. ”Saya dapat informasi tentang pulau ini dari teman dan langsung tertarik. Hari ini datang berlima ke sini. Besok mungkin lebih banyak lagi. Ha-ha-ha.... Pulaunya bagus dan potensinya besar untuk dikembangkan,” ujar Rocky.

Selain dari Sumbar, wisatawan yang datang berkunjung ke Angso Duo juga berasal dari provinsi lain, seperti Jambi, Kepulauan Riau, dan Medan.

”Ada juga wisatawan mancanegara meskipun tidak sebanyak wisatawan domestik, seperti dari Banglades, Tiongkok, Romania, Belanda, dan Jerman,” kata Indrawati (47) yang bersama suaminya, Basir (57), tinggal di Angso Duo sebagai penjaga pulau. Di warungnya, Indrawati menyediakan minuman dan makanan bagi wisatawan.

Kembangkan

Saat daerah lain di Sumbar belum sepenuhnya menemukan arah pengembangan wilayahnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Pariaman memperlihatkan upaya serius mengembangkan wisata bahari. Lima kawasan pantai, yakni Gandoriah, Cermin, Sunur, Kata, dan Teluk Belingis, serta empat pulau-pulau kecil, seperti Pulau Tangah, Pulau Kasiak, Pulau Ujung, termasuk Pulau Angso Duo, adalah obyek wisata andalan yang secara bertahap akan dikembangkan. Saat ini, pemkot tengah menyiapkan rencana induk (master plan) penataan pulau yang menjadi acuan bagi seluruh pihak terkait sehingga bisa bersinergi mewujudkan niat tersebut.

”Kami memang ingin serius pada wisata bahari. Sekarang, kami mulai dari Pulau Angso Duo lalu dilanjutkan dengan kawasan dan pulau-pulau lain,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pariaman Efendi Jamal.

Dalam waktu dekat, Pemkot Pariaman akan membangun dermaga di Angso Duo untuk memudahkan wisatawan. Pulau ini termasuk diminati wisatawan. Dari 1,2 wisatawan yang datang ke Kota Pariaman pada 2014, 40 persen di antaranya mengunjungi Angso Duo.

Menurut Kepala Seksi Pengembangan Destinasi Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pariaman Nono Syukri, selain perbaikan sistem pengelolaan tiket, mereka juga akan melengkapi fasilitas lain, seperti perbaikan sumber air, toilet yang lebih representatif, tempat bilas, penataan taman, dan jalur pejalan kaki di Angso Duo. Fasilitas pujasera atau tempat makan juga akan dibangun, berupa pondok-pondok terapung dengan suguhan pemandangan bawah laut Angso Duo.

You Might Also Like

0 komentar