Stop Gaul Bebas !!!!!!
Kebebasan. Satu kata yang kayaknya jadi idaman tiap
remaja. Gimana enggak? Wong nggak ada yang bisa ngatur kita. Mau ngapain terserah aja. Pengen ngeluyur semalaman atau bisa jadi
playboy kagetan (soalnya jadi idola di pasar kaget). Asal ada manfaatnya Monggo kerso. Nggak satupun
yang
bisa ngelarang. Tubuh-tubuh gue. Mulut-mulut sendiri. Bajuku pribadi,
meski potongannya kayak punya adiknya yang masih SD, alias perawan
(pemakai rapet pakaian). mereka bilang, buat apa yang lain mau ngurusin?
Ini kan hidup kita sendiri, bodoh amat. Lho neng, nggak salah ngomong
tuh?.
Beneran nih, kita nggak bo’ong. Gaul bebas udah jadi budaya
wajib remaja saat ini. Sosok gaul bebas seperti air laut yang kita
minum. Makin lama makin haus. Tambah lama tambah pengen. So, hidup bebas
tanpa kekangan, dan nggak ada tanggungan. Listrik, telepon, PDAM, bukan
pikiran. Emang kita mau narik iuran apa? Itu mah urusan ortu. Pelajaran
sekolah? Nanti aja kalo ada waktu luang. Lagipula besok kan bisa
nyontek di sekolah. Wacaow. Apalagi urusan dosa? Dosa…itu urusan kaum
sepuh, kelasnya Alimta (atas lima puluh tahun). Lagian kita kan masih
muda, sayang donk kalo saat remaja disia-siakan. Soal tobat dari dosa?
Nanti aja Tuhan kan Maha Pengampun dan Maha Mengerti. Pasti deh kita
dapet ampunan. Emang yang ngebangun sorga siapa? Anak ITS? Loloq en
nylindruh men…
Sobat, meski teman kita banyak yang punya argumen
gituan, nggak semestinya kita mankir. Nggondok seribu bahasa. Ditambah
aksi kita tersungging sinis di depan mereka dan sedikit memejamkan
sebelah mata. Kita kudu ngerti sengerti-ngertinya, akibat pola pikir
bebas yang nyebabin gaya hidup bebas pula. Nggak selayaknya kita pukul
rata. Kalo semua yang nglakuin pola dan style
gaul
bebas itu, pada paham segala macam soal gaul bebas secara detail. Kita
nggak mungkiri kalo memang ada yang jadi kebakar jenggotnya, pas
diberitahu soal efek sengatan negatif gaul bebas. Malahan yang kita
tahu, sebagian besar sobat yang pada ikutan gaul bebas, nggak paham sama
sekali. Mereka hanya ikutan doang. Nggak jarang rekan-rekan kita yang
pacaran nggak punya alasan yang jelas, kenapa mereka pacaran. Mirip
seperti anak kecil yang gerudukan kemana aja. Asal dapat jajan. Mereka
bilang kalo gaul bebas modern-lah, nggak ketinggalan zaman-lah, mumpung
masih muda-lah, dan seabrek alasan nggak matching lainnya.
Alasan klise
gaul bebasGaul
bebas itu identik ama campur baurnya laki-laki dan perempuan dalam satu
tempat. Tapi nggak cuma campur aja kayak es dawet, mereka juga punya
interaksi satu sama lain. Namun, bukan pasar, bukan stasiun dan juga
bukan terminal. Apa? Pelabuhan!! Makanya ojo ngelamun!! Interaksi yang
ada dalam forum gaul bebas itu, bisa dibilang super intensif. Antara
laki dan perempuan udah saling adu strategi dan main serang. Saling
counter attack dan full body contact. Mulai dari main pegang, elus,
belai, sruduk, cium, comot, sosor, dan banting-membanting hingga 50%
(Diskonn..!!). Glodak.
Sebagian besar acara gaul bebas, dimulai
dari kumpulnya muda-mudi dalam satu acara, yang nggak jelas tujuannya.
Misal, ultah sweet seventy, eh salah seventeen, reuni dan ketemu teman
lama, gerombolan makhluk diskotik, dan berbagai tempat angker lain.
Setelah berada di tempat aneh semacam itulah, biasanya si empunya jadi
kebawa. Teman satu dan yang lain saling mempengaruhi. Seiring
bergulirnya waktu dia pun jadi kebiasa, akhirnya kita terjerumus sudah.
Sroot..gedebuk.
Mulai deh suka berduaan, dengan nama kerennya
pacaran. Mojok di kamar kecil. Eh salah.. bau H2S, yang bener kamar
pribadi. Adegan super hot ini terus aja lanjut. Dimanapun dan kapanpun
bisa, asal keduanya mengiyakan. Biasa, namanya juga gaul bebas. Ya bebas
aja…meski ada yang lihat atau ngintip, bahkan orang sekampung ngeroyok.
Dua sejoli tetap aja tenang. Kalem aja dik (maksimum 5 km per-jam).
Anteng tentrem kerto raharjo, soalnya sama-sama suka sih. Kalo udah
kayak gini, nggak ada yang bisa ngelarang donk. Paling naga-naganya
dikawinin sama orang-orang sekampung. Nggak usah repot ngundang resepsi,
apalagi prasmanan. Wah nggak beres nih orang…
Simpelnya, itu
tadi sebuah contoh aja yang sekarang nggak lagi dipandang tabu, bahkan
bukan dosa di mata masyarakat. Alasan suka sama suka, udah pacaran lama,
kayaknya udah jadi lalapan, eh..alasan klise. Meski kita nggak ngerti
berapa harga afdruk klisenya..3x4..lho..kok malah jadi tukang foto? Biar
tukang foto tapi tetep caem. Ha..ha.. Wis..buyar, kembali ke topik
masalah kita, sang gaul bebas. Bukan berarti alasan sueneng sama si dia,
jatuh cintrong dalam satu kedipan, membuat diri kita jadi lupa diri.
Lalu ikutan dengan budaya primitif masyarakat kita. Apaan? Jelas aja,
gaul bebas yang diwujudkan dengan aktivitas pacaran. Belum lagi kalo
pacaran itu ngejurus ke zina. Waduh bisa kebakaran satu kelurahan.
Bukan
hanya sampe disini. Masyarakatpun memandang, kalo lelaki yang udah
melakukan hubungan di luar rumah, eh luar nikah, itu bisa dibilang
bertanggung jawab. Asal mau ngawinin si cewek. Itupun kalo dia mau, dan
ada fulus yang cukup. Wah..nggak salah tuh? Padahal udah banyak yang
jadi korban. Janda-janda tua, gadis desa, kembang kampung, penyakit
mematikan pun memburu, akibat hubungan yang nggak sehat. Mulai dari PMS
(Penyakit Menular Seksual) hingga HIV AIDS yang sangat danger. Bisa
dibilang akibat gaul bebas, manis dirasa, sepah dibuang.
Bebas Bergaul nggak berarti Bergaul Bebas
Gimana
dengan kamu? Mau ikutan kayak mereka? Atau mau jadi pelopor gaul bebas?
Kalo kamu seperti itu, kita nggak tanggung-tanggung kok. Apa? Kita
bakal marah berat. Kamu bakalan kita gigitin anjing rabies rame-rame.
He..he..he.. Beneran kita serius. Lebih baik gitu, daripada kamu
ngerasain siksa di neraka dari Allah Swt. Lebih enak kita yang marah,
daripada kamu tertunduk malu pas berhadapan dengan Allah di hari akhir
nanti. Beneran lho.
Islam udah ngasih aturan buat kita, soal
bagaimana lelaki bergaul dengan wanita. Kita boleh aja bebas bergaul,
tetapi nggak berarti kita boleh bergaul bebas. Bebas bergaul artinya
kita boleh milih siapa saja yang jadi sahabat dan teman kita. Nggak
peduli laki atau perempuan. Tapi dalam bergaul, tetep aja kita nurut
sama aturan yang telah Allah berikan. Kita muslim kan? Nggak salah
nuruti aturan Allah. Udah selamat, dapat pahala, raih surga pula. Tapi
kalo kita nentang dan nolak aturan yang Allah berikan, bisa-bisa kita
dapat murka, dosa dan siksa neraka-Nya. Jelas kita nggak mau akan hal
itu.
Maka kalo kita bergaul antara laki dan perempuan, jelas kita
kudu lihat keadaan, situasi dan kondisi. Apakah tempatnya pas, nggak
sepi, atau nggak campur baur. Karena Rasulullah udah ngelarang kita
untuk berduaan di tempat sepi antara laki dan perempuan. Rasulullah
bersabda, “Janganlah kamu seorang pemuda muslim berkholwat (berduaan)
dengan seorang pemudi, kecuali bersama mahromnya.” (Al Hadits). Islam
juga ngelarang kita untuk mensukseskan forum-forum yang di dalamnya
laki-laki dan perempuan bercampur baur atau ikhtilath. Seperti yang kita
kasih contoh di atas. Islam juga ngasih aturan buat kamu yang muda,
yang udah siap, moril, materiil dan onderdil untuk menikah. Ojo sue-sue.
Rasulullah
Saw bersabda, “Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah
mampu menanggung beban, hendaklah segera menikah. Sebab, hal itu akan
dapat menundukkan pandangan serta memelihara kemaluan. Siapa saja yang
tidak mampu melakukannya, hendaklah dia berpuasa, karena puasa adalah
perisai.” (Al Hadits)
So, bagi sobat yang ngerasa udah mampu,
mending cepet nikah deh. Terus buat kamu yang SMA, memang solusi nikah
mungkin nggak seberapa pas dengan kalian. Tapi bukan berarti kita bisa
nglakuin gaul bebas. Tetap aja dosa fren. Perbanyak puasa deh. Jangan
lupa, sering aja datang ke pengajian, punya kawan-kawan yang sholeh,
juga aktif dakwah, pasti niatan kamu yang punya elektron negatif bakalan
hilang. Nanti kalo udah siap,
nikah aja. Otree. (dony)
Diposkan dari: http://kkari02.blogspot.com/2008/08/stop-gaul-bebas.html