Tepat Waktu

By 21.06

Tepat Waktu

tepat waktuKita sering mendengar bahwa di negeri ini ada budaya “ngaret”. Mulai dari pasal “ngaret” sampai acara pun yang “ngaret” alias “molor”. Memang tidak semua acara atau orang selalu “ngaret” dan telat, tapi bila itu sudah banyak yang melakukan tentu tak bisa kita sangkal.
Kalau kita lihat seorang karyawan, maka budaya ini dibuktikan dengan seringnya ia telat masuk kerja. Mulai dari yang hitungan menit, hingga hitungan jam. Tidak terkecuali dengan aparatur negara. Tentu kita sering juga melihat berita di TV atau koran bagaimana mereka ada yang telat masuk kerja bahkan tidak masuk kerja gara-gara institusi swasta masih libur lebaran.
Dalam acara juga budaya telat menjamur hampir di setiap acara. Di rundown acara dimulai jam 8.00. Apakah jam 8.00 acara langsung dimulai? Belum tentu. Seringnya, jam 08.15 bahkan 08.30 acara baru dimulai. Untuk itulah dalam undangan sering ditulis acara dimulai jam 08.00, padahal rundown panitia jam 08.30. Mengapa? Karena kita berpikir kalau diundang jam 08.00 datangnya jam 08.30, kalau diundangannya jam 08.30, pasti datangnya jam 09. Begitulah.
Budaya telat memang berbahaya. Meski memang cukup sepele dan sederhana. Coba Anda bayangkan ketika Anda telat datang ke bandara saat penerbangan tiba. Mungkin Anda hanya telat 30 menit, akibatnya bisa jadi Anda tidak bisa check in. Akhirnya, penerbangan Anda pun batal dan Anda harus beli tiket. Itu juga yang pernah terjadi pada diri saya ketika tahun 2003 pertama kali naik pesawat terbang. Saat itu saya kurang perhitungan. Saya menduga perjalanan Bogor-Bandara bisa hanya 1-1,5 jam. Nyatanya saat itu hampir 2 jam. Akhirnya, saya sampai di Bandara tepat saat pesawat boarding. Pesawat pun tak bisa menunggu saya. Saya pun harus gigit jari, beli tiket lagi. Setelah itu, saya selalu berangkat ke bandara minimal 3 jam sebelum jam pemberangkatan.
Tak sepantasnya memang sebagai pribadi yang berharap kebaikan dan perubahan menjadikan telat ini sebagai budaya bahkan keseharian. Telat masuk kerja, telat berangkat sekolah, telat mengumpulkan tugas, telat mengerjakan sholat, dan telat-telat yang lainnya. Termasuk telat makan. Hehehe.
Biasakanlah untuk tepat waktu. Berusahalah untuk datang tepat waktu. Apalagi ketika Anda sudah berjanji pada seseorang ketemu di suatu tempat di waktu tertentu. Berjuanglah untuk bisa hadir sebelum waktunya, itu jauh lebih baik. Early, datang lebih awal. Kalau janji jam 09.00, maka pastikanlah Anda sudah bisa di tempat jam 08.55 atau bahkan kurang. Anda jauh lebih nyaman menunggu dari pada ditunggu. Kalau pun telat, pastikan Anda menyampaikan informasi kepada orang yang Anda janjikan bertemu. Sampaikanlah permohonan maaf, jika memang itu karena ada insiden sehingga telat. Jika tidak ada apa-apa, pastikanlah untuk selalu tepat waktu.
Saat berangkat kerja juga demikian. Usakanlah datang lebih awal. Jika masuk kantor jam 08.00, berusalah tiba di kantor sebelum jam 08.00. Anda pasti bisa melakukan hal lain sebelum jam kerja dimulai, apakah itu sholat dhuha, baca Quran atau yang lainnya.
Bagi seorang muslim, tepat waktu itu keharusan. Jika kita janji ketemu, maka kita terikat dengan janji itu. Jika kita sudah beraqad kerja, ada jam kerja, maka kita terikat aqad dengan jam kerja itu. Jika kita mangkir, itu dosa. Mengapa? Karena Allah Swt mengingatkan,
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.” (QS. Al-Maidah: 1)
Tepat waktu adalah bukti kita memenuhi aqad (janji) yang sudah kita buat dan sepakati. Melanggarnya tentu sebuah kemaksiyatan, menepatinya tentu sebuah ketaatan dan kebaikan. Pilihan ada di tangan kita. Apakah ingin hidup dalam kemaksiyatan atau ketaatan. Kalau mau hidup dalam ketaatan dan kebaikan, tepat waktu harus menjadi budaya keseharian kita. Selamat memilih.

You Might Also Like

0 komentar