Remaja, Siap Hadapi MEA 2015
10 Kiat Mempersiapkan Diri Menghadapi MEA 2015
Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah sebuah kesepakatan antara negara-negara di Asia Tenggara yang membuka pasar bebas di kawasan ini. Dengan dibukanya pasar bebas oleh Masyarakat Ekonomi ASEAN berarti akan ada serbuan unsur-unsur asing (dari negara-negara Asia Tenggara) ke negeri kita. Mulai dari investasi, barang-barang impor, arus jasa, sampai tenaga kerja asing—simak juga artikel terkait tentang Indonesia siap bersaing dengan tetangga.
Kita nggak lagi bersaing dengan orang Indonesia, tapi juga dengan orang asing di dunia kerja. Yang perlu kita siapkan itu hard skill dan soft skill. Dengan kata lain,Skill dan Attitude. Jadi, daripada kita kena gusur, mending siapin bekal untuk bersaing di masa depan! Artikel ini adalah hasil dari wawancara HAI dengan Pak Triono Saputro, dari PPM Manajemen, dan Hosea Handoyo. Siap?
SKILL
1. Leadership
Orang yang berbakat memimpin selalu dibutuhkan di mana saja. Karena orang-orang seperti ini punya kecenderungan mengatur dan sangat peduli akan kemajuan kelompoknya.
Tapi, kita bisa mempelajari seni memimpin dengan mulai menjadi ketua pensi, OSIS sampai mungkin kalau di dunia kuliah menjadi Ketua Senat. Akan ada banyak tanggung jawab yang akan dipikul. Tujuannya jelas memajukan organisasi dan mengembangkan orang-orang yang kita pimpin.
2. Public Speaking
Bicara di depan orang banyak adalah keterampilan yang nggak dimiliki semua orang. Kita bisa melatihnya dengan sering menjadi juru bicara pada saat presentasi tugas kelompok di kelas. Di dunia kerja, orang-orang dengan keterampilan presentasi dan public speaking–lah yang sering jadi andalan.
3. Bahasa Asing
Hari gini, bisa Bahasa Inggris, lisan dan tulisan udah bukan nilai plus. Sekarang, malah udah jadi kewajiban. Malah, di persaingan MEA 2015, bahasa kudu nambah. Selain Inggris, perlu juga kita kuasai bahasa Mandarin, Jerman, Perancis, dan Spanyol.
4. Project Management
Bisa diartikan sebagai pengetahuan untuk merancang sebuah proyek. Yang dirancang adalah waktu, kekuatan dan kelemahan yang kita punya. Intinya, belajar bekerja secara profesional. Bagaimana kita bekerja dalam tim dan secara personal.
5. Negosiasi dan Mediasi
Negosiasi dan mediasi itu bisa belajar dari organisasi yang kita ikuti di sekolah, seperti OSIS atau ekskul. Negosiasi dengan guru atau pihak sekolah tentang penyelenggaraan pensi, atau jadi mediasi pihak-pihak yang bertikai dalam tawuran pelajar, bisa menjadi ajang untuk belajar dua hal ini. Di dunia kuliah akan lebih banyak terpakai. Apalagi di dunia kerja.
6. Networking
Mungkin kita biasa networking di sekolah ketika kita kenalan sama pelajar dari sekolah lain. Yup, networking sama dengan bergaul. Tapi nggak asal gaul, atau pengenjadi ngetop.
Networking adalah membangun jaringan untuk membantu karir kita. Suka ngeband, ya bergaulah dengan musisi, atau orang dari label. Siapa tau dapat kesempatan ngisi album kompilasi.
ATTITUDE
7. Rendah Hati
Kata orang, lulusan Indonesia kebanyakan bukan rendah hati, tapi rendah diri. Rendah diri artinya nggak pede. Tapi rendah hati itu nggak membanggakan diri atas prestasinya.
Rendah hati lahir dari kesadaran bahwa “masih ada langit, di atas langit”. Kita masih terus harus belajar. Banyak orang hebat, di atas kita.
8. Openness
Pikiran yang terbuka atau open minded sangat berguna ketika kita masuk ke dunia atau lingkungan baru. Menerima perbedaan pandangan, dan budaya adalah salah satu contohnya. Dalam persaingan kerja, sifat ini diperlukan untuk memahami masalah-masalah antar personal di kantor atau organisasi. Modal keramahtamahan orang Indonesia bisa jadi nilai plus, lho!
9. Ingin Tahu dan Kritis
Akibat dari dua sifat ini adalah jadi sering bertanya. Bukan nanya-nanya nggak jelas, tapi bertanya untuk memperkaya pengetahuan. Rasa ingin tahu yang besar menandakan kita haus akan pengetahuan. Sementara rasa kritis diperlukan supaya kita nggak cepat puas, dan selalu ingin mencari jawaban yang lebih baik lagi.
10. Profesionalisme
Kata ini banyak banget maknanya. Beberapa di antaranya tekun, kerja keras dan fokus. Ketiganya berjalan berbarengan. Tanpa tiga hal itu, ilmu tinggi yang kita punya akan sia-sia.
Karena orang lain akan segera melihatnya dari hasil kerja kita. Biasanya, orang yang memiliki ketiga hal ini, bisa menghasilkan sesuatu yang berkualitas.
0 komentar