Ketika Anak Sulit Diatur Belajar, Ini yang Harus Dilakukan Orangtua
Ketika Anak Sulit Diatur Belajar, Ini yang Harus Dilakukan Orangtua
Dok. Thinkstock
Jakarta - Tumbuh-kembang anak tentu dipengaruhi oleh cara didik orangtua. Ketika usia anak semakin bertambah, banyak orangtua yang mengeluh karena si kecil sulit diatur, tidak menurut perintah mereka, hingga tak mau melaksanakan kewajibannya. Hal yang sering dikeluhkan orangtua masa kini adalah anak tidak mau belajar.
Konsultan parenting profesional Edy Wiyono, atau yang lebih dikenal dengan Ayah Edy, mengatakan ketika anak sulit disuruh belajar, banyak orangtua mengeluh dan malah memarahi anaknya. Padahal itu bisa membuat buah hati Anda semakin tertekan dan memberontak. Salah satu penyebab anak tidak mau belajar mungkin karena bidang tersebut tidak sesuai dengan minat yang dimiliki si kecil.
Oleh sebab itu, Edy menyarankan untuk menggali minat anak sejak dini. Gali potensi dan mimpi mereka sejak kecil. Hal ini sangat berpengaruh terhadap masa depan anak. Hindari memaksa anak tetap belajar dengan cara marah-marah atau memberikan ancaman. Bahkan pria 45 tahun itu mengatakan lebih baik anak tidak belajar di sekolah daripada tidak punya minat dan mimpi.
"Jauh lebih penting punya mimpi daripada rajin belajar. Saya lebih khawatir anak saya nggak punya mimpi daripada nggak mau sekolah. Kalau anak nggak punya cita-cita, orangtua harus cari tahu potensinya apa," tutur Edy saat memberikan seminar 'Bagaimana Perencanaan Pendidikan Anak' di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (11/3/2015).
Edy kemudian memberikan resep bagaimana cara menggali potensi anak dan mengetahui mimpi mereka. Resep ini akan membantu mereka menjadi orang sukses sesuai impian masing-masing.
1. Tanyakan Mimpi Anak
Sebagai orangtua, Anda harus menanyakan mimpi anak sejak dini. Bagaimana caranya bertanya? Praktisi Multiple Intelligence & Holistic Learning itu menuturkan, ketika ingin mengetahui apa sebenarnya bakat mereka, bertanyalah dengan lembut. Tanya apa saja hal yang disukai si kecil untuk mengetahui lebih jauh potensi yang dimilikinya. Tanyakan juga apa mimpi yang ingin ia raih.
Orangtua perlu mendekati anak secara perlahan tanpa omelan. Bapak dua anak itu mengatakan anak mulai bisa digali potensinya sejak ia masuk sekolah formal. "Biasanya pemetaan sudah bisa dilakukan saat masuk SD,"
Konsultan parenting profesional Edy Wiyono, atau yang lebih dikenal dengan Ayah Edy, mengatakan ketika anak sulit disuruh belajar, banyak orangtua mengeluh dan malah memarahi anaknya. Padahal itu bisa membuat buah hati Anda semakin tertekan dan memberontak. Salah satu penyebab anak tidak mau belajar mungkin karena bidang tersebut tidak sesuai dengan minat yang dimiliki si kecil.
Oleh sebab itu, Edy menyarankan untuk menggali minat anak sejak dini. Gali potensi dan mimpi mereka sejak kecil. Hal ini sangat berpengaruh terhadap masa depan anak. Hindari memaksa anak tetap belajar dengan cara marah-marah atau memberikan ancaman. Bahkan pria 45 tahun itu mengatakan lebih baik anak tidak belajar di sekolah daripada tidak punya minat dan mimpi.
"Jauh lebih penting punya mimpi daripada rajin belajar. Saya lebih khawatir anak saya nggak punya mimpi daripada nggak mau sekolah. Kalau anak nggak punya cita-cita, orangtua harus cari tahu potensinya apa," tutur Edy saat memberikan seminar 'Bagaimana Perencanaan Pendidikan Anak' di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (11/3/2015).
Edy kemudian memberikan resep bagaimana cara menggali potensi anak dan mengetahui mimpi mereka. Resep ini akan membantu mereka menjadi orang sukses sesuai impian masing-masing.
1. Tanyakan Mimpi Anak
Sebagai orangtua, Anda harus menanyakan mimpi anak sejak dini. Bagaimana caranya bertanya? Praktisi Multiple Intelligence & Holistic Learning itu menuturkan, ketika ingin mengetahui apa sebenarnya bakat mereka, bertanyalah dengan lembut. Tanya apa saja hal yang disukai si kecil untuk mengetahui lebih jauh potensi yang dimilikinya. Tanyakan juga apa mimpi yang ingin ia raih.
Orangtua perlu mendekati anak secara perlahan tanpa omelan. Bapak dua anak itu mengatakan anak mulai bisa digali potensinya sejak ia masuk sekolah formal. "Biasanya pemetaan sudah bisa dilakukan saat masuk SD,"
2. Mimpi Harus Spesifik
Penulis 'Menjadi Ayah Baru' itu menuturkan bahwa anak harus mempunyai mimpi yang spesifik. Semakin detail mimpi tersebut semakin mudah mengarahkannya. Edy memaparkan, banyak orangtua bertanya kepada anaknya mengenai cita-cita mereka. Kemudian sang anak menjawab, ingin menjadi dokter, presiden, atau guru. Ini bukanlah mimpi yang spesifik.
Menurutnya, mimpi yang jelas itu harus detail dan setiap anak tentu memilikinya. Ia memberikan contoh kasus yang pernah ditanganinya. Ada orangtua yang melaporkan bahwa putrinya tidak suka belajar secara akademis tapi lebih senang bermain dan memelihara hewan.
Ketika ditanya apa mimpi si kecil, ternyata ia sudah memiliki cita-cita yang jelas yaitu ingin menjadi kepala pengurus kebun binatang San Fransisco. Karena mimpi anak sudah jelas maka lebih mudah memberikan arahan pendidikan agar ia bisa meraih mimpinya tersebut.
"Jadi semakin spesifik mimpi itu semakin bagus dan mudah untuk memetakannya," tambah Edy.
3. Sesuaikan Pendidikan
Penulis buku-buku best seller yang penjualannya hingga ke Malaysia itu menyarankan agar anak disesuaikan pendidikannya dengan cita-cita yang ingin ia raih. Edy kembali memberikan contoh.
Ada seorang anak perempuan yang nilai sekolahnya selalu rendah dan tidak ada kemauan untuk memperbaikinya. Setelah didekati ternyata ia tidak suka belajar tapi lebih senang menari. Kemudian ketika ditanya apakah ia ingin menjadi penari dunia? Tentu jawabannya iya.
Untuk itu, orangtua harus membukakan jalan agar anak bisa meraih mimpi tersebut dengan memasukkannya ke sekolah tari terbaik. Terbukti anak perempuan itu kini berhasil menjadi direktur koreografi tari di usia 19 tahun dan sudah memiliki studio tari sendiri.
Penulis 'Menjadi Ayah Baru' itu menuturkan bahwa anak harus mempunyai mimpi yang spesifik. Semakin detail mimpi tersebut semakin mudah mengarahkannya. Edy memaparkan, banyak orangtua bertanya kepada anaknya mengenai cita-cita mereka. Kemudian sang anak menjawab, ingin menjadi dokter, presiden, atau guru. Ini bukanlah mimpi yang spesifik.
Menurutnya, mimpi yang jelas itu harus detail dan setiap anak tentu memilikinya. Ia memberikan contoh kasus yang pernah ditanganinya. Ada orangtua yang melaporkan bahwa putrinya tidak suka belajar secara akademis tapi lebih senang bermain dan memelihara hewan.
Ketika ditanya apa mimpi si kecil, ternyata ia sudah memiliki cita-cita yang jelas yaitu ingin menjadi kepala pengurus kebun binatang San Fransisco. Karena mimpi anak sudah jelas maka lebih mudah memberikan arahan pendidikan agar ia bisa meraih mimpinya tersebut.
"Jadi semakin spesifik mimpi itu semakin bagus dan mudah untuk memetakannya," tambah Edy.
3. Sesuaikan Pendidikan
Penulis buku-buku best seller yang penjualannya hingga ke Malaysia itu menyarankan agar anak disesuaikan pendidikannya dengan cita-cita yang ingin ia raih. Edy kembali memberikan contoh.
Ada seorang anak perempuan yang nilai sekolahnya selalu rendah dan tidak ada kemauan untuk memperbaikinya. Setelah didekati ternyata ia tidak suka belajar tapi lebih senang menari. Kemudian ketika ditanya apakah ia ingin menjadi penari dunia? Tentu jawabannya iya.
Untuk itu, orangtua harus membukakan jalan agar anak bisa meraih mimpi tersebut dengan memasukkannya ke sekolah tari terbaik. Terbukti anak perempuan itu kini berhasil menjadi direktur koreografi tari di usia 19 tahun dan sudah memiliki studio tari sendiri.
Dikutip dari: http://wolipop.detik.com/read/2015/03/12/070505/2856369/857/ketika-anak-sulit-diatur-belajar-ini-yang-harus-dilakukan-orangtua
0 komentar