Menjadi Remaja Yang Ideal !
Menjadi Remaja Yang Ideal !
Idola biasanya dinilai sebagai suatu yang
ideal dan pantas diteladani. Seandainya cewek idolanya Britney Spears, maka ia
akan belajar menjadi seorang Britney sebab hanya dialah yang dianggap sebagai
manusia yang mempunyai pribadi dan sosok ideal. Wah gawat nih!
Ada sejumlah syarat yang harus dimiliki oleh
seorang remaja agar mampu menjadi remaja ideal. Pertama, remaja menjadikan
Islam sebagai Nizhamul Hayah
(peraturan hidup). Seluruh aspek hidupnya disesuaikan dengan peraturan yang
telah digariskan oleh Islam.
Kedua, mempunyai Tsaqafah (pengetahuan) Islam yang kuat dari aqidah, fiqh, sampai
tafsir Al-Qur’an. Hal ini merupakan sarana begi remaja dalam merealisasikan
point pertama yang telah disebutkan di atas. Tanpa adanya tsaqafah ibarat
membedaki muka didalam cermin. Hasilnya . . .
yaa muka aslinya tetap buram. Artinya Islam hanya dikenal sebagai simbol
tapi tak pernah menyentuh Islam secara hakiki. Contohnya remaja putri merasa
wajar bila menampakkan pakaian yang
tidak menutup auratnya.didepan orang lain yang jelas-jelas bukan mahromnya.
Bisa jadi karena mengikuti mayoritas remaja putri yang memang tidak menutup
aurat. Tetapi ingat!! Ini merupakan mayoritas yang diharamkan Allah.
Ketiga, yang mesti dimiliki remaja ideal
adalah kemampuan dia dalam bidang sains dan tekhnologi. Hal ini
merupakan perwujudan remaja agar mampu berkiprah di bidang perkembangan sains
dan tekhnologi (IPTEK). Dulu, tidak sedikit pelajar muslim yang mampu berkarya
dalam even-even saintek macam LPIR
yang memacu pelajar mauslim untuk terus berkembang. Namun, sekarang mayoritas
muslim lebih senang beralih ke hal-hal yang cenderung kurang berhubungan dengan
perkembangan dirinya. Sebut saja lomba nyanyi, lomba dansa, pemilihan gadis
favorit, cover girl, cover boy dan sebagainya. Lagi-lagi ini adalah mayoritas
yang bobrok. Beberapa waktu yang lalu di beberapa SMU di Jakarta diadakan lomba
pemilihan siswi favorit. Mudah ditebak. Acara yang beginian yang dijadikan
standar pemenangnya adalah mereka-mereka yang berbodi gayeng, atau menurut istilah joroknya bahenol. Bahkan tidak sedikit diadakan lomba pemilihan ratu
kecantikkan daerah macam None
Jakarta, Galuh Banjar, Jebbing Madura yang mirip-mirip dengan
pemilihan ratu sejagat (Miss Universe) yang kriterianya tak jauh seperti dia
atas. Buruknya, acara seperti ini justru didukung alias dibiayai oleh Pemda
setempat dengan alasan pemenang nantinya akan dikirim ke tingakat nasional yang
diharapkan dapat membawa nama baik dereah.
Yap, itulah tiga syarat minimal yang harus
dimiliki oleh seorang remaja ideal. Tanpa ketiga modal dasar ini, sangat sulit
untuk mewujudkan remaja tangguh yang pantas dibanggakan.
Remaja muslim yang memiliki sejumlah potensi
ini amat sayang bila dibiarkan begitu saja. Sebenarnya tidak sedikit dari
kita-kita yang mempunyai pola pikir kritis atau cepat tanggap terhadap segala
sesuatu. Namun lagi-lagi sayang, potensi ini tidak dikembangkan. Malah justru
larut dalam idola-idola-an yang sebenarnya tidak layak untuk dilakukan.
Sunggguh amat sayaaaaaang . . .sekali bila remaja yang kelak menjadi harapan
ummat malah memiliki idealisme yang bertolak remaja dengan idealisme seorang
remaja muslim yaitu Islam.
Kalau sudah begini,remaja ideal hanya sebuah
mimpi.
Idealisme:Perlukah?
Barangkali ada sejumlah dari kita yang
beranggapan buat apa sok bersikap idealis? Yang penting sekolah lancar, bisa
main pokoknya hepi. Ada juga yang mengidentikkaan idealismenya pada berbagai
hal yang sesuai kepentingannya saja. Terlepas dari hukum syara’ entah itu halal
dan haram. Lalu perlukah idealisme? Jelas HARUS!!
Bayangkan tanpa idealisme, bagaimana hidup manusia tanpa ada perasaan ingin
berkembang dan terus maju. Dengan kata lain manusia hanya membiarkan hidup
datar-datar saja tanpa ada perubahan dalam dirinya. Kalau mungkin ada perubahan
pun justru ke arah kemunduran bukan kearah yang lebih baik. Tak ada keinginan
maju ataupun ingin lebih baik. Tak ada orang yang mau melakukan da’wah menyeru
kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar.Begitu pula dengan pelajar.
Buat apa kita sekolah tinggi-tinggi. Mau apa setelah lulus? Mau berkeluarga
atau tidak? Mau diarahkan kemana anak-anak kita nanti?. Coba bayangkan
pertanyaan sebanyak itu mau kita jawab dengan apa, bila kita tak mempunyai rasa
idealis. Tentu sia-sia dan tak berarti apa-apa. Apalagi kalo’ dipake sebagai ajang ngerumpi. Pernahkah kita berpikir
seperti itu? Atau kita malah menganut falsafah Joger Bali; muda foya-foya, tua kaya raya;mati masuk surga.
Mana ada kehidupan macam itu?
Adapun idealisme yang dimaksud disini adalah
idealisme yang shahih, yaitu iltizam bil Islam ( berpegang teguh pada
Islam). Faktanya, Bilal bin Robbah seorang budak yang rela dipanggang diatas
matahari hanya karena memperjuangkan imannya. Betapa kuat idealismenya. Untuk
melahirkan rasa idealisme ini tentulah kita harus melahirkannya, karena ia ada
tidak secara otomatis. Bagaimana kondisi keIslamanmu? Sudah hapal berapa surah
Al-Qur’an? Bagaimana pula kondisi keIslaman teman-temanmu? Banyak sekali hal
yang semestinya dipikirkan secara kritis. Terutama membangkitkan ghirah
(semangat) keIslaman.
Rasanya tidak ada alasan bagi kita untuk
tidak bersikap idealis. Idealisme yang benar yang mendapat ridho Allah. Tidak
hanya untuk kita tetapi juga untuk di da’wahkan ke seluruh dunia. Dengan
lantang kita berucap Isyhadu bi anna
muslimin “ saksikanlah
kami kaum muslim”!! Dan yakin
kita lebih mulia dari orang selain kita terutama orang-orang diluar Islam.
Sudahkah kita memiliki Idealisme itu?Diposkan dari:http://ppialittihad.blogspot.com/2012/05/menjadi-remaja-yang-ideal.html
0 komentar