MEMAHAMI PERKEMBANGAN MORAL DAN IMAN ANAK DAN REMAJA
Kohlberg menampilkan kerangka perkembangan moral sebagai berikut:
Tingkat Prakonvensional (belum sesuai dengan yang lazim)
Tahap 1: Moralitas yang heteronom (kepatuhan pada perintah orang lain).
Tahap 2: Moralitas pasar (keadilan tukar menukar) atau disebut juga "relatif instrumental".
Tingkat Konvensional (penyesuaian dengan yang biasanya dianggap lazim)
Tahap 3: Penyesuaian antar orang-orang
Tahap 4: Tekanan pada hukum dan tata tertib masyarakat
Tahap 5: Kontrak Sosial
Tahap 6: Prinsip Etis Universal.352
James Fowler menyajikan kerangka perkembangan IMAN sebagai berikut:
Tahap 1: (4-7/8 tahun): Intuitif
Tahap 2: (6/7-11,12 tahun): Ceritera harafiah
Tahap 3: (11-17/18 tahun). Sintesis, memadu
Tahap 4: Pendirian sendiri/perseorangan
Tahap 5: Gabungan paradoks
Tahap 6: Universalisasi.353
Menurut hemat saya, seseorang dapat menarik manfaat dari tayangan TV manakala ia mampu bersikap kritis dan punya pendirian yang mantap. Padahal anak-anak di Indonesia pada umumnya masih belum bersikap kritis, karena secara moral ia masih berada pada tahap 1-3/4, dan perkembangan iman tahap 1-3. Di negara-negara Barat, daya kritis sudah mulai ditempa semenjak kecil. Penempaan daya kritis dilakukan seiring dengan atau bertujuan demi memampukan mereka "berpendirian sendiri" (tahap 4 perkembangan iman). Kedua hal itulah yang justru harus kita lakukan dalam rangka "mempersiapkan anak dan remaja menghadapi era globalisasi."
Tingkat Prakonvensional (belum sesuai dengan yang lazim)
Tahap 1: Moralitas yang heteronom (kepatuhan pada perintah orang lain).
Tahap 2: Moralitas pasar (keadilan tukar menukar) atau disebut juga "relatif instrumental".
Tingkat Konvensional (penyesuaian dengan yang biasanya dianggap lazim)
Tahap 3: Penyesuaian antar orang-orang
Tahap 4: Tekanan pada hukum dan tata tertib masyarakat
Tahap 5: Kontrak Sosial
Tahap 6: Prinsip Etis Universal.352
James Fowler menyajikan kerangka perkembangan IMAN sebagai berikut:
Tahap 1: (4-7/8 tahun): Intuitif
Tahap 2: (6/7-11,12 tahun): Ceritera harafiah
Tahap 3: (11-17/18 tahun). Sintesis, memadu
Tahap 4: Pendirian sendiri/perseorangan
Tahap 5: Gabungan paradoks
Tahap 6: Universalisasi.353
Menurut hemat saya, seseorang dapat menarik manfaat dari tayangan TV manakala ia mampu bersikap kritis dan punya pendirian yang mantap. Padahal anak-anak di Indonesia pada umumnya masih belum bersikap kritis, karena secara moral ia masih berada pada tahap 1-3/4, dan perkembangan iman tahap 1-3. Di negara-negara Barat, daya kritis sudah mulai ditempa semenjak kecil. Penempaan daya kritis dilakukan seiring dengan atau bertujuan demi memampukan mereka "berpendirian sendiri" (tahap 4 perkembangan iman). Kedua hal itulah yang justru harus kita lakukan dalam rangka "mempersiapkan anak dan remaja menghadapi era globalisasi."
0 komentar